Sadar akan kebutuhan pemahaman terkait kekerasan seksual, UNU Yogyakarta menggelar talkshow di hadapan ratusan mahasiswa baru tahun 2022 dengan mengangkat tema: Membangun Budaya Setara, Inklusif, dan Tanpa Kekerasan di Kampus, Rabu 21 September 2022.
Tidak tanggung-tanggung salah satu narasumber talkshow Direktur Laboratorium Sosial (Labsos) dan MBKM UNU Yogyakarta sekaligus Koordinator Nasional Aliansi Laki-laki Baru, Saeroni membeberkan tips mencegah terjadinya kekerasan seksual dalam sesi tanya jawab.
Ia mengatakan bahwa ada tiga hal yang bisa dilakukan guna mencegah terjadinya kekerasan seksual diantaranya adalah pertama, menyadari bahwa setiap orang memiliki kedaulatan atas tubuhnya dan untuk dihormati. Kedua, membiasakan budaya respek kepada siapapun. Ketiga, menciptakan lingkungan yang aman bagi siapapun untuk bebas dari perlakuan yang merendahkan.
“Kita harus memberikan respek kepada siapapun, termasuk menghindari candaan yang seksis/merendahkan. Tindakan seksis Itu salah satu sebab budaya yang melahirkan kekerasan seksual. Misalnya sentuhan atau perlakukan yang berkonotasi merendahkan secara seksual”jelasnya.
Ia melanjutkan “setiap dari kita sebagai insan manusia harus saling mengingatkan ketika ada kawan khilaf telah melakukan candaan yang seksis berakibat pada adanya ketidaknyamanan atau merasa tidak dihargai” ungkapnya.
Lebih lanjut Saeroni menekankan bahwa setiap orang memiliki hak untuk bebas dari kekerasan.
Sementara itu Direktur Direktorat Kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial Wiwin Siti Aminah Rohmawati menambahkan bahwa sesuai dengan Permendikbud No 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual yang diperkuat dengan adanya UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual yang baru disahkan, UNU Yogyakarta sudah melangkah melakukan berbagai pengawasan dan aturan untuk mencegah hal tersebut, salah satunya dengan membentuk Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS).*