Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga RI menggelar kuliah Kewirausahaan Pemuda tahap 1 dengan tema “Merintis dan Mengembangkan Usaha di Era Digital melalui Bisnis Model Canvas”, di Yogyakarta, Minggu (30/7).
Kuliah Kewirausahaan Pemuda ini merupakan upaya untuk menumbuhkembangkan jiwa dan minat serta mensosialisakan konsep kewirausahaan pemuda untuk menciptakan calon wirausaha muda.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap mahasiswa kuliah lalu mendapat ijazah, bukan hanya sekadar mencari kerja, tapi juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan,” kata Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda Kemenpora RI Hendro Wicaksono dalam sambutannya.
Baca juga : UNU Jogja Temui 30 Pemimpin Perusahaan Jepang dan Konsultan Belanda
Adapun Wakil Rektor UNU Jogja Abdul Ghoffar menegaskan bahwa UNU Jogja tengah menyiapkan wirausaha-wirausaha untuk masa mendatang melalui kolaborasi antara kultur pesantren yang mandiri dan kultur perguruan tinggi yang sarat analisis akademik.
Bahkan, ia menambahkan, berdasarkan survei internal sebanyak 20 persen mahasiswa UNU Jogja berminat untuk menjadi entrepreneur.
“Angka 20 persen ini bukan angka yang kecil untuk mendeskripsikan bahwa mahasiswa ingin mejadi entrepreneur. Mereka memiliki keberanian untuk menjadi mandiri,” katanya.
Baca juga : Mahasiswa PGSD dan PBI Berkarya Bersama Masyarakat
Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora RI Asroru Ni’am Sholeh menambahkan, Kemenpora sangat mendorong mahasiswa untuk berani berdaya melalui program-program kewirausahaan. Langkah ini juga sebagai upaya untuk menumbuhkan perekonomian.
“Target kuliah Kewirausahaan tahap 1 ini sederhana, yaitu untuk membuka mindset, bahwa setiap individu memiliki semangat kewirausaaan yang dapat ditumbuhkembangkan,” katanya di hadapan ratusan peserta kuliah yang mengikuti secara daring dan luring.
Baca juga : Mahasiswa Prodi Informatika dan PGSD Gelar Pameran Karya ‘Jogja Tetap Istimewa’
Ia menjelaskan, kewirausahan bukan sesuatu yang baru bagi komunitas santri. Semangat ini perlu ditumbuhkan kembali untuk demi meneguhkan peran santri dalam kemandirian ekonomi. Apalagi dalam sejarahnya, kelahiran Nahdlatul Ulama diawali dengan kesadaran terhadap gerakan ekonomi melalui Nahdlotut Tujjar, yang menandai kebangkitan para enterpreneur Islam.
“Tumbuhkan komitmen bahwa alumni (UNU Jogja) harus menjadi enterperneur yang bermanfaat buat sesama. Sekecil apapun spektrum yang dimiliki, kita harus mandiri dan dapat menghidupi orang yang ada di sekeliling kita,” tegasnya.
Selain dari Kemenpora dan UNU Jogja, kuliah ini juga diisi sejumlah pembicara, yakni Senior Vice President PT. Pegadaian Ferry Hariawan, Founder Gumun.id Anggia Pino, Analisis Kebijakan Ahli Utama Kemenpora Imam Gunawan, dan CEO Stechoq Robotika Indonesia Malik Khidir serta bertindak sebagai moderator Mustadin Taggala dari Universitas Azzahra Jakarta dan Fadmi Rina dari UNU Jogja.