Mengulas Nilai Kemajemukan dalam Buku Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela, LP3M bersama Fakultas Ilmu Pendidikan Gelar Forum Diskusi
Lembaga Penelitian, Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat (LP3M) UNU Jogja bersama dengan Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Ilmu Pendidikan UNU Jogja menggelar diskusi UNU Research Update bertajuk “Membaca Ulang Totto-chan: Memahami dan Memaknai Kemajemukan” di ruang The Forum Kampus Terpadu UNU Jogja, Senin (16/12).
Diskusi yang digelar dalam rangka untuk mendalami filosofi pendidikan yang progesif dan humanis dari karya Tetsuko Kuroyanagi pada bukunya yang berjudul Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela ini, dimoderatori oleh dosen program studi PBI Rahayu Rizky dan pembicara utama, Hidar Amaruddin, dosen dari program studi PGSD.
Dalam diskusi, Hidar menyampaikan pandangan kritis serta reflektif mengenai nilai-nilai pendidikan progresif dan humanis yang termuat dalam kisah Totto-chan. Ia juga menekankan pentingnya membangun pendidikan yang menghargai keberagaman.
“Pendidikan seharusnya mampu memberikan ruang bagi setiap anak untuk tumbuh sesuai dengan potensinya, sebagaimana digambarkan dalam buku Totto-chan. Ini adalah cerminan dari pendidikan yang progresif dan penuh makna,” katanya dihadapan peserta diskusi yang terdiri dari mahasiswa dan dosen program studi PGSD dan PBI.
Para peserta menyimak pemaparan dengan antusias. Hal ini tampak dengan terlibatnya para peserta dalam diskusi interaktif yang dipenuhi pertanyaan reflektif dan komentar konstruktif.
Baca juga : Bersiap Jajaki Tantangan Baru, Ratusan Calon Wisudawan Tahun 2024 Ikuti Pembekalan Alumni
“Diskusi ini tentu membuka wawasan baru bagi kami sebagai calon pendidik untuk memahami pendekatan pendidikan yang lebih humanis,” kata Nofita Nur Safitri, salah satu mahasiswi program studi PGSD.
Sejalan dengan itu, Ketua program studi PGSD UNU Jogja, Mustamid berharap diskusi ini dapat menginspirasi mahasiswa dan dosen untuk terus mengkaji isu-isu pendidikan yang relevan serta mendalam dalam rangka membangun generasi Indonesia emas yang lebih baik.
Ia melanjutkan, selain itu, acara ini juga menjadi ajang kolaborasi akademik antara mahasiswa dalam memahami tantangan dan solusi untuk membangun pendidikan yang lebih maju dan inklusif di Indonesia. [Latifah]