Bersiap Jadi Pusat Pengembangan Karakter Mahasiswa, Warek UNU Jogja Beri Arahan Manajeman Masjid kepada Dewan Kemakmuran Masjid

Masjid kampus memiliki peran selain sebagai pusat ibadah untuk civitas dilingkungan universitas, juga bisa menjadi pusat pengembangan karakter bagi civitas, khususnya mahasiswa. Begitu pula Masjid Raden Mas Djatmiko UNU Jogja. Tidak hanya sebagai mengemban misi yang diusung oleh universitas dalam tri dharma perguruan tinggi, namun masjid ini juga bisa menjadi pusat pengembangan karakter mahasiswa berdasarkan ahlussunnah wal jamaah (aswaja) An-Nahdliyah.

Hal ini ditegaskan oleh Wakil Rektor Bidang Kepesantrenan dan Transformasi Sosial UNU Jogja, Abdul Ghoffar dalam workshop Manajemen Masjid, Kamis (13/2). Ia mengatakan, peran masjid kampus selain sebagai pusat ibadah dan spiritual, juga sebagai tempat pembelajaran dan kajian islam. Selain itu, masjid kampus juga berpotensi sebagai wadah pembinaan karakter bagi mahasiswa.

Baca juga : UNU Jogja Sambut Kunjungan Silaturrahmi STKIP NU Kabupaten Tegal

“Jadi selain sebagai pusat ibadah dan spiritual, masjid ini bisa diisi dengan agenda-agenda spiritual khas Nahdlatul Ulama, seperti misal menggelar tahlil atau tarekat dengan mengundang kiai-kiai disini. Kegiatan seperti inilah yang bisa menguatkan karakter mahasiswa kita. Jadi silahkan teman-teman menyusun program bagus untuk menghidupkan masjid ini,” katanya kepada pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Raden Mas Djatmika UNU Jogja.

Ia melanjutkan, UNU Jogja melalui Ketakmiran dan Direktorat Kepesantrenan memiliki banyak program untuk mahasiswa, karyawan dan dosen. Salah satu program untuk mahasiswa adalah dengan menggelar sertifikasi baca Al-Quran. Sedang untuk karyawan dan dosen, digelar program tahlil bersama pada hari Senin dan Kajian Keaswajaan pada hari Jumat.

Baca juga : Pelantikan Pengurus Baru DKM Masjid Raden Mas Djatmika, Ketakmiran Gelar Pelatihan Manajemen Masjid

“Agenda-agenda yang sudah tersusun oleh Ketakmiran dan Direktorat Kepesantrenan ini bisa difollowup oleh temen-teman DKM, seperti membuat daftar mahasiswa yang memiliki skil sebagai Qori ataupun Qoriah untuk kita dukung dan berdayakan,” katanya.

Selain itu, ia juga menekankan akan banyak tantangan yang dihadapi oleh pengurus DKM dalam mengelola masjid kampus, seperti munculnya pergeseran fungsi dari masjid kampus, juga minimnya partisipasi mahasiswa.

“Banyak yang kurang peduli atau sibuk dengan urusan masing-masing adalah salah satu faktor minimnya partisipasi mahasiswa ataupun civitas. Namun, ketika masjid aktif dengan berbagai kegiatannya, mahasiswa akan mendapatkan manfaat besar, baik secara spiritual maupun skill organisasi,” tandasnya. [Latifah]