Undang Pembicara dari Singapura dan Iran, Prodi Studi Islam Interdisipliner Gelar Islam and The Future Talk Series

  • 25 Februari 2025
  • Editor UNU
  • Berita
Undang Pembicara dari Singapura dan Iran, Prodi Studi Islam Interdisipliner Gelar Islam and The Future Talk Series

Program studi (prodi) Studi Islam Interdisipliner (SII) UNU Jogja mengundang Amanda Huan, dari S. Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University, Singapore dan Ghasem Muhammadi dari Internasional Institute of Islamic Studies, Qom, Iran sebagai pembicara dalam Talk Series ‘Islam and The Future’ di Kampus Terpadu UNU Jogja, 17 dan 20 Februari 2025.

Diskusi pertama bersama dengan Amanda Huan membahas tentang sosial kohesi dan manajemen keberagaman diera digital. Khususnya, mengenai prinsip islam dalam mengelola perbedaan dan membangun toleransi. Selian itu, diskusi membahas juga mengenai pentingnya peran pemuda muslim dalam merawat harmoni, terutama di ruang digital saat ini dan masa depan.

Baca juga : UNU Jogja Sambut Kunjungan Silaturrahmi STKIP NU Kabupaten Tegal

Forum diskusi yang dihadiri oleh seluruh dosen dari Fakultas Dirasah Islamiyah dan beberapa pimpinan direktorat, seperti, GEDSI, PUSDEKA, LP3M UNU Jogja serta mahasiswa ini menjadi ajang bertukar pikiran atas pengalaman riset masing-masing.

“Selain itu, pertemuan ini juga menjadi ruang diskusi aktif atas riset dan pengabdian kepada masyarakat yang salah satunya mencakup strategi menghadapi polarisasi di era digital, meliputi; bagaimana cara menghadapi ujaran kebencian dan hoaks berbasis agama, pemanfaatan teknologi untuk menyebarkan nilai-nilai Islam yang moderat dan inklusif, sampai dengan pembahasan nilai-nilai toleransi keagamaan Nahdlatul Ulama yang selaras dengan idelogi pancasila,” jelas Ketua Program Studi SII, Nuzulia.

Baca juga : Gelar Program Magang Mahasiswa Lintas Kampus, UNU Jogja Kolaborasi

Pada diskusi kedua bersama dengan Ghasem Muhammadi, audiens diajak berdiskusi mengenai atheisme baru (New Atheism) yang berlandaskan pada filosofis dan sains. Diera digital yang semakin maju, kecerdasan buatan (AI) menjadi salah satu faktor yang mengubah cara manusia memahami dunia, termasuk dalam konteks agama dan spiritualitas. Sementara itu, gerakan New Atheism yang berkembang semakin menantang keyakinan agama dengan pendekatan rasionalisme, sains, dan skeptisisme terhadap keimanan.

“Diskusi mengenai AI, Islam, dan tantangan dari New Atheism menjadi sangat relevan dalam memahami bagaimana umat muslim dapat merespons perkembangan ini,” tegas Nuzulia. [Latifah]

Berita Terkait

Dukung LazizNU Kota Yogyakarta, Mahasiswa UNU Jogja Sukseskan Program Pentasharufan Jamaah
  • Editor UNU
  • 25 Februari 2025

Dukung LazizNU Kota Yogyakarta, Mahasiswa UNU Jogja Sukseskan Program Pentasharufan Jamaah

Mahasiswa UNU Jogja yang mengikuti program laboratorium sosial (labsos) di Lembaga Amil Zakat,...

UNU Jogja – Djarum Foundation Kembangkan Teaching Factory, Siap Lahirkan Inovasi Sesuai Kebutuhan Industri Skala Dunia
  • Editor UNU
  • 25 Februari 2025

UNU Jogja – Djarum Foundation Kembangkan Teaching Factory, Siap Lahirkan Inovasi Sesuai Kebutuhan Industri Skala Dunia

Sebagai tindak lanjut dukungan Djarum Foundation dalam pengembangan teaching factory di UNU Jogja,...

Gelar Program Magang Mahasiswa Lintas Kampus, UNU Jogja Kolaborasi bersama YKPI, Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga dan UKDW
  • Editor UNU
  • 21 Februari 2025

Gelar Program Magang Mahasiswa Lintas Kampus, UNU Jogja Kolaborasi bersama YKPI, Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga dan UKDW

UNU Jogja melalui Center for Gender Equality, Disability, and Social Inclusion (GEDSI) UNU...