Bahas Pengembangan Materi Pendidikan Inklusi Berbasis Universal Design Learning, UNU Jogja bersama UWE Bristol Peroleh Dukungan British Council
Salah satu kegiatan dari project UNU Jogja bersama University of the West of England (UWE Bristol) didukung oleh British Council berjudul Developing Policies and Practices of Inclusive Education in higher education adalah workshop tentang ‘Pengembangan materi dan metode pendidikan inklusi berbasis Universal Design Learning’, di Ruang 701 Kampus Terpadu UNU Jogja, Rabu (22/1). Acara ini menghadirkan tiga narasumber, yakni Tariq Umar dari University of the West of England, Megawanti dari program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar UNU Jogja dan Jamil Suprihatiningrum dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Difasilitasi oleh Ketua program studi Informatika UNU Jogja, Yana Hendriana, workshop ini menjadi ruang berbagi pengalaman membuat disain kurikulum yang inovatif dan aksesibel di perguruan tinggi yang memungkinkan penyandang disabilitas mencapai potensi terbaiknya.
Baca juga : Teguhkan Komitmen Kampus Inklusif, UNU Jogja – University of the West of England Dorong Perguruan Tinggi
Dalam diskusi, Megawanti menekankan 7 faktor sosial yang berpengaruh signifikan terhadap kesuksesan studi mahasiswa difabel, yaitu keluarga, peer/teman sebaya, guru di level SMA, dosen yang berperan menggantikan peran utama orang tua, staf di SMA dan di kampus, organisasi/perkumpulan mahasiswa daerah dan pemerintah daerah (terutama beasiswa).
Sedangkan Jamil menekankan pentingnya initial assesment bagi calon mahasiswa difabel dan keluarganya. Terkait dengan konsep Universal Design Learning, ia menyebutkan ada tiga prinsip utama di dalamnya, yaitu 1) Multiple Means of representation; 2) Multiple Means of action and expression; 3)Multiple Means of engagements.
Sejalan dengan itu, Tariq Umar menggarisbawahi pentingnya 15 menit pertama di kelas untuk memastikan kegiatan pembelajaran selanjutnya.
“Berdasarkan riset, jika bisa berinteraksi sebaik mungkin dengan mahasiwa di kelas pada 15 menit pertama, maka kegiatan selanjutnya akan mulus,” tegas dosen senior teknik sipil UWE ini.
Baca juga : Dukung Penuh sejak Awal, Adaro Bangga Perubahan Pesat UNU Jogja dan Terbuka Lanjutkan Kemitraan
26 peserta hadir di workshop ini, yang terdiri dari dosen UNU Jogja, beberapa direktorat terkait seperti Direktorat Admisi, Direktorat Akademik dan Direktorat Kemahasiswaan dan beberapa guru dari pesantren di Yogyakarta, seperti pondok pesantren (ponpes) Pandanaran, ponpes Ali Maksum Krapyak, ponpes Bumi Cendekia dan ponpes Lintang Songo. Mereka juga berbagi pengalaman dan konsern terkait pembelajaran di kelas yang inklusif.
Sebelum digelar workshop, rombongan narasumber dan panitia dari UNU Jogja telah mengadakan sharing session di Kantor Pusat Layanan Difabel (PLD) UIN Sunan Kalijaga dengan menghadirkan mahasiswa difabel, mahasiswa relawan dan relawan ahli. [Latifah]