Center for Gender Equality and Social Inclusion (GESI) mengadakan workshop “Membangun Perspektif dan Praktik GESI Civitas Akademika di UNU Jogja”, di Kampus Lowanu, Kamis (3/8). Agenda ini bertujuan untuk memperluas pemahaman dan mendorong praktik keseteraan gender dan inklusi sosial di kampus.
Emy Susanti MA, Ketua Pusat Studi Gender dan Inklusi Sosial Universitas Airlangga, menjelaskan pentingnya mewujudkan kesetaraan gender dan inklusi sosial, termasuk di lingkungan kampus. “Ekosistem perguruan tinggi harus kondusif dalam mendukung itu dan melakukan mainstreaming isu GESI,” papar Ketua Umum Asosiasi Pusat Studi Wanita, Gender, dan Anak Indonesia (ASWGI) ini.
Baca juga : Cerita Teman Tuli Rasakan Layanan Inklusi UNU Jogja
Adapun Muhrisun, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyaratat UIN Sunan Kalijaga, menjelaskan, bahwa sejak awal pendidikan NU termasuk di pesantren, itu paling inklusif. Dengan demikian, pendidikan NU selaras dengan agenda GESI.
“Karena itu kami membuka unit layanan khusus difabel, membangun sistem kerelawanan, dan menggalang gerakan sosial dan advokasi,” tutur Co-Founder Pusal Layanan Difabel UIN Sunan Kalijaga ini. (Karina Diva, PBI 2021)