Jadi Agen Perubahan, Mahasiswa UNU Jogja Komitmen Bangun Budaya Anti Korupsi dalam Kuliah Umum Pancasila
Mahasiswa UNU Jogja semester 1 mengikuti kuliah umum pancasila yang menghadirkan narasumber dari Pusat Kajian Anti Korupsi UGM, Hasrul Halili, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Anggi Aldila Safitri beserta Siti Rubyah di Hall Kampus Terpadu UNU Jogja, Kamis (19/12). Diskusi yang dimoderatori oleh dosen program studi Agribisnis UNU Jogja, Harlina, mengangkat tema “Mahasiswa sebagai Agen Perubahan: Membangun Budaya Anti Korupsi Berdasarkan Pancasila”.
Dosen program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar sekaligus Koordinator MKDU Pancasila, Sutyono dalam sambutannya mengatakan permasalahan korupsi di Indonesia bukan semata-mata terletak pada aspek material, melainkan pada hilangnya hati nurani. Ia mengajak seluruh peserta untuk memahami bahwa korupsi adalah masalah moral yang memerlukan kesadaran mendalam untuk diberantas.
Ia menambahkan tujuan utama dari agenda kali ini adalah untuk membentuk pemahaman yang sama terkait korupsi kepada para mahasiswa, para akademisi dan praktisi di dunia profesional.
Baca juga : Lakukan Penjajakan Kerjasama dengan Kedutaan Besar Malaysia, UNU Jogja dan Kampus Terbaik di Yogyakarta
“Jadi kuliah ini digelar sebagai upaya untuk memberikan pengetahuan dasar terutama terkait korupsi dan juga untuk membentuk jiwa nasionalis pada generasi muda,” katanya.
Dalam diskusi, Hasrul Halili yang juga dosen dari Fakultas Hukum UGM menegaskan guna mewujudkan iklim antikorupsi diperlukan demokrasi yang berkeadilan sosial, kesadaran antikorupsi, dan pendidikan karakter.
Ia melanjutkan, tidak semua perilaku koruptif berujung pada tindak pidana korupsi. Namun, tindak pidana korupsi berakar pada perilaku koruptif yang berkembang dalam masyarakat.
“Oleh karena itu perlu ada penindakan dan pencegahan. Penindakan yang berfokus pada penegakan hukum terhadap pelaku korupsi dan juga pencegahan untuk membangun kesadaran masyarakat untuk menghindari perilaku koruptif,” jelasnya.
Baca juga : UNU Jogja Gelar Wisuda 265 Sarjana, Menko PMK Pratikno Ingatkan untuk Jadi Insan Pembelajar Hadapi Era
Sejalan dengan itu, Anggi Aldila Safitri dan Siti Rubyah dalam diskusi publik menyampaikan pentingnya kontribusi mahasiswa dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Keduanya menyoroti peran strategis generasi muda untuk menciptakan budaya antikorupsi melalui berbagai bidang yang relevan.
Anggi Aldila Safitri menekankan pentingnya mahasiswa terlibat dalam membuat dan menganalisis kebijakan untuk menutup celah terjadinya korupsi serta mendorong terwujudnya Clean and Good Governance. Ia juga menggarisbawahi perlunya mahasiswa untuk menyusun penelitian antikorupsi berbasis riset yang dapat memperkuat mekanisme pencegahan korupsi disektor-sektor strategis.
Siti Rubyah menambahkan, bahwa mahasiswa di era digital memiliki peluang besar untuk menjadi content creator yang menyuarakan nilai-nilai antikorupsi.
Baca juga : Tindak Lanjuti Zayed Award UEA untuk Nahdlatul Ulama, UNU Jogja dan PBNU Gelar Forum Lintas Agama untuk Isu
“Dengan memanfaatkan platform digital, mereka dapat membuat konten edukatif seperti video, vlog, film pendek, hingga podcast untuk menjangkau masyarakat luas,” katanya.
“Selain itu, mahasiswa juga diharapkan mampu mengembangkan dan memanfaatkan teknologi sebagai alat inovatif dalam mendukung pemberantasan korupsi,” tambahnya.
Pemaparan ini memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk menjadi agen perubahan yang berkontribusi nyata dalam menciptakan Indonesia yang bersih dari korupsi. [Latifah]