Potensi keuangan syariah di Indonesia masih sangat besar. Namun investasi di lini keuangan syariah belum banyak dilirik oleh kalangan generasi muda, termasuk mahasiswa dan santri di bawah naungan Nahdlatul Ulama. Hal itu yang melatarbelakangi penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta melalui lembaga Shariah Finance and Digital Economy (Shafiec), di Yogyakarta, Jumat 2 September. Melalui kerjasama ini, informasi mengenai keuangan syariah dan berbagai ragam investasinya akan disosialisasikan ke generasi milenial dan ‘gen Z’ di kalangan NU. Mereka akan didiajak untuk tidak ragu-ragu berinvestasi syariah melalui portofolio yang tepat dan berguna bagi masa depan. Selain itu, santri dan mahasiswa diharapkan tak menjadi korban atas investasi yang tak bertanggung jawab.
Baca juga : Nilai Pancasila Gambarkan Model Masyarakat Masa Depan
Rektor UNU Yogyakarta Widya Priyahita Pudjibudojo mengatakan bahwa saat ini keuangan syariah tumbuh sangat pesat. Sayangnya, anak-anak muda baik itu santri maupun mahasiswa dipandang belum banyak ambil bagian. Untuk itu, UNU Yogyakarta tergerak untuk ikut mengupayakan literasi keuangan syariah bagi generasi muda. “Acara ini bertujuan untuk mengenalkan sekaligus mengedukasi anak muda atas ragam investasi utamanya saham syariah. Harapannya, mereka mampu berdaya secara ekonomi melalui produk investasi yang tepat,” kata Widya. Upaya UNU Yogyakarta tersebut melibatkan BEI mengingat BEI merupakan mitra yang strategis, terutama dalam mengembangkan keuangan syariah. “Semoga inisiasi joint program dan penandatanganan MoU pada pagi hari ini, dapat menjadi awal kolaborasi yang produktif antara Shafiec UNU Yogyakarta dengan BEI dalam memajukan keuangan syariah di Indonesia,” kata Widya.
Adapun Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan bahwa momen penandatanganan MoU ini merupakan salah satu tonggak penting dalam industri pasar modal Indonesia. Melalui kerjasama ini, BEI dan UNU Yogyakarta sepakat untuk bersama-sama mengembangkan dan memajukan pasar modal syariah Indonesia.Jeffrey menyatakan, UNU Yogyakarta berperan sebagai penghubung dengan perguruan tinggi NU lainnya di Indonesia. Dengan demikian, ia berharap investasi syariah dapat menjangkau secara lebih luas di kalangan santri dan mahasiswa NU. “Sebagaimana yang tertuang dalam MoU tersebut, bersama dengan UNU Yogyakarta, kami berharap gaung semangat investasi di pasar modal syariah Indonesia semakin terdengar di masyarakat, khususnya bagi kaum Nahdliyin yang jumlahnya sangat besar dan tersebar di Indonesia,” ungkap Jeffrey.
Seusai penandatanganan kerjasama, digelar talkshow dengan tajuk ‘Santri Berani Berinvestasi: Cerdas Menyiasati Masa Depan yang Lebih Happy’. Acara bincang-bincang ini mengenalkan sekaligus memberikan edukasi dan literasi tentang keuangan syariah yang melibatkan ratusan santri dari berbagai pondok pesantren.
Sebagai pembicara hadir Kepala Divisi Pasar Modal Syariah BEI Irwan Abdalloh, owner Mazaya Group sekaligus penulis best seller Khilma Anis, dan Wakil Direktur Shafiec UNU Yogyakarta Dian Kartika Rahajeng. Acara ini juga diisi Digital Campaign, yakni penyebarluasan informasi tentang keuangan syariah di media sosial. Peserta dapat berfoto di mini photobooth di lokasi acara dan mengunggahnya di Instagram dengan menambahkan tagar #santriberaniinvestasi dan mention akun @shafiec.unujogja dan @indonesiastockexchange.