Cerita menginspirasi muncul dari wisudawan terbaik di wisuda program sarjana UNU Jogja tahun ini, Nurhaeni. Ia mengaku merasakan banyak berkah selama berkuliah di usia yang terbilang tidak muda lagi salah satunya menjadi lulusan terbaik.
“Saya didampingi oleh dosen-dosen muda yang hebat, kreatif, profesional, dan tentu saja sangat sabar dalam mendampingi dan membimbing. Bahkan beberapa dosen bersedia menyediakan waktu istirahatnya, di luar jam kerja ketika saya meminta penjelasan ulang,” ujar perempuan usia 42 tahun itu.
Ia mengenang, empat tahun lalu, pengurus MWC NU Piyungan mengimbau agar seluruh pengurus menguliahkan putra-putrinya di UNU Jogja. Namun karena anak Nurhaeni belum cukup umur, sang suami justru mendaftarkan dirinya untuk menjadi mahasiswa di UNU Jogja, siapa sangka kini menjadi lulusan terbaik.
“Saya sempat menolak, tapi suami saya mengatakan, pilihannya hanya dua, kamu mau kuliah atau punya anak lagi! Punya anak lagi jelas bukan tawaran yang menarik buat saya…” tutur ibu dua anak ini disambut tawa hadirin.
Meski berat berkuliah di usia yang tidak lagi muda, hal itu tidak membuat semangat Nurhaeni surut untuk belajar dan berkompetisi dengan generasi milenial. “Strategi yang bisa saya andalkan hanya satu, yaitu tekun dalam belajar untuk mendapatkan capaian nilai yang maksimal,” tandasnya.
Strategi itu ternyata membuahkan hasil. Nurhaeni lulus dari Prodi PGSD dengan IPK 3,97, tertinggi dari 210 lulusan UNU Jogja tahun ini. []