Mahasiswa program studi Studi Islam Interdisipliner (SII) mengikuti kuliah bersama dengan Direktur Program Studi Timur Tengah & Islam, Univercity of California Riverside, Prof. Muhammad Ali, dalam agenda kuliah umum, Rabu (10/7).
Dalam diskusi, Prof Muhammad Ali mengatakan bahwa Islam yang tumbuh di Nusantara bisa menjadi pusat Islam global karena Indonesia memiliki peluang bonus demografi di tahun 2024 mendatang.
“Meski Islam besar di Timur Tengah, tidak menutup kemungkinan dengan adanya bonus demografi ini, penduduk muslim non-pribumi dapat memilih tinggal dan menetap di sini,” katanya.
Baca juga : Inovasi Kotak Obat Cerdas Mahasiswa Farmasi UNU Jogja Juara 1 Lomba Karya Tulis
Ia melanjutkan, Islam Indonesia adalah Islam yang masuk ke wilayah kepulauan Nusantara melalui jalur maritim melalui jalur perdagangan. Islam Nusantara memiliki ciri khas yang moderat, inklusif, dan toleran, karena tumbuh dan berkembang di wilayah kepulauan yang memiliki latar belakang beragam perbedaan, baik perbedaan suku, bahasa, ras, maupun kebudayaan.
“Untuk memahami bagaimana peradaban Islam yang tumbuh dan berkembang di Nusantara ini, maka dibutuhkan kajian-kajian atas produk-produk peradaban tersebut pada masa lalu, karena pemahaman atas masa depan sebuah peradaban membutuhkan pijakan pemahaman atas masa lalu peradaban tersebut,” terangnya.
Ali menjelaskan ada banyak penelitian yang mengkaji khazanah peradaban Islam di Nusantara, baik teks penelitian yang dihasilkan oleh para peneliti dari Indonesia maupun penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari luar, seperti Anthony Reid dalam Southeast Asia in the of Commerce 1450-1680, Amirul Hadi dalam Islam and State in Sumatra, dan Sher Banu A.L. Khan dalam Sovereign Women in a Muslim Kingdom The Sulthanah of Aceh 1641-1699.
Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa peradaban Islam Nusantara memiliki kontribusi yang cukup signifikan bagi Indonesia dalam berbagai bidang kehidupan, seperti perdagangan barang dan jasa, menghasilkan beragam kebudayaan, menghasilkan karya tulis baik sastra dan non-sastra, menghasilkan beragam organisasi sosial keagamaan seperti NU dan Muhammadiyah, menghasilkan tradisi pengajaran Islam berbasis surau dan pesantren, dan memberikan kontribusi penting bagi corak politik Indonesia.
“Yang paling menarik dari peradaban Islam Nusantara ini adalah bahwa Indonesia memberikan tempat yang luas bagi perempuan untuk turut berkontribusi membangun bangsa. Perempuan Indonesia memiliki kesempatan untuk menempati jabatan-jabatan penting, baik di bidang keagamaan, maupun sosial dan politik. Perempuan Indonesia tidak hanya dapat berkontribusi dan menunjukkan peranannya di ruang-ruang privat, akan tetapi juga di ruang-ruang publik. Hal ini dapat ditunjukkan dengan catatan sejarah bahwa pada abad ke-17 perempuan dapat menjadi shulthanah di kerajaan Aceh,” pungkasnya.
Baca juga : Nestle Buka Peluang Berkarir dan Magang Bagi Talenta UNU Yogyakarta
Salah satu dosen SII Nur Hidayah menilai paparan yang disampaikan dalam kuliah umum ini menunjukkan bahwa peradaban Islam yang tumbuh di Nusantara ini dapat menjadi tawaran yang menarik bagi gagasan masa depan dunia Islam yang global.
“Islam Nusantara sudah menunjukkan ketangguhannya dalam menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia yang dihuni oleh ragam agama, bahasa, dan kebudayaan. Islam tidak hanya agama bagi muslim, akan tetapi juga rahmatan lil ‘alamin,” katanya. [Latifah]
***UNU Jogja membuka pendaftaran mahasiswa baru Tahun Ajaran 2024/2025. Dapatkan info selengkapnya di pmb.unu-jogja.ac.id