Memahami Etika Keberagaman Agama di Sekolah Dasar Jerman, Mr. Daniel Happel Beri Kuliah Tamu di UNU Jogja

  • 09 Oktober 2024
  • Editor UNU
  • Berita
Memahami Etika Keberagaman Agama di Sekolah Dasar Jerman, Mr. Daniel Happel Beri Kuliah Tamu di UNU Jogja

Jerman merupakan salah satu negara yang memiliki kualitas pendidikan terbaik di dunia. Tidak heran, banyak dari masyarakat internasional menargetkan negara ini sebagai salah satu pilihan untuk melanjutkan pendidikan atau juga sebagai perbandingan atas kualitas pendidikan di negara masing-masing.

Menilik hal tersebut, UNU Jogja mengundang Daniel Happel, seorang pendidik agama dari Jerman untuk mengisi agenda kuliah tamu di Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNU Jogja, Selasa (8/10). Acara yang digelar di Pre-Function UNU Jogja ini mengangkat tema International Guest Lecture: Social Ethics and Understanding Religious Diversity at the Elementary Schools in Germany.

Panitia penyelenggara sekaligus dosen program studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Berli Arta mengatakan tujuan dari tema ini adalah untuk membandingkan pendidikan agama di Jerman dan Indonesia.

Baca juga : Memukau, Tim Hadrah UNU Jogja Sabet Juara Harapan 1 Festival Hadrah Se-Pulau Jawa

Dalam diskusi, Daniel Happel memberikan wawasan mendalam terkait etika sosial dan pemahaman keberagaman agama di sekolah dasar Jerman. Selain itu, ia juga menjelaskan bagaimana sistem pengajaran pendidikan di Jerman.

Diskusi yang berlangsung interaktif memancing berbagai pertanyaan kritis dari mahasiswa. Salah satu pertanyaan menarik disampaikan oleh Dafa, mahasiswa dari program studi PBI angkatan 2024. Ia menanyakan tentang etika guru agama dalam mengajarkan agama di sekolah.

“Apakah guru agama di Jerman diperbolehkan untuk mengajak siswa dari agama lain agar pindah agama?,” tanyanya.

Baca juga : UNU Jogja – UIN Tulungagung Siap Kembangkan Halal Center dan Riset Farmasi

Menanggapi pertanyaan tersebut, Daniel Happel menjelaskan bahwa di Jerman, guru agama diharuskan untuk tetap netral.

“Hal itu tidak boleh. Guru agama harus tetap netral. Kita harus berbuat baik karena kita adalah representasi agama kita,” jelasnya.

Acara yang dihadiri oleh 150 mahasiswa juga dihadiri oleh Dekan FIP UNU Jogja, Mustaghfiroh Rahayu. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya dialog antar agama dalam pendidikan, terutama di lingkungan global.

Hadir juga Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UNU Jogja, Suhadi Cholil. Ia berharap kuliah tamu ini dapat memberikan kontribusi bagi pemahaman yang lebih luas terkait keberagaman agama dalam dunia pendidikan, khususnya di Indonesia. [Latifah]

Berita Terkait

Teguhkan Komitmen Kampus Inklusif, UNU Jogja – University of the West of England Dorong Perguruan Tinggi Tingkatkan Akses ke Warga Disabilitas
  • Editor UNU
  • 21 Januari 2025

Teguhkan Komitmen Kampus Inklusif, UNU Jogja – University of the West of England Dorong Perguruan Tinggi Tingkatkan Akses ke Warga Disabilitas

Hanya 90 universitas atau 1,99 persen dari 4.523 perguruan tinggi di Indonesia yang...

Dukung Penuh sejak Awal, Adaro Bangga Perubahan Pesat UNU Jogja dan Terbuka Lanjutkan Kemitraan
  • Editor UNU
  • 21 Januari 2025

Dukung Penuh sejak Awal, Adaro Bangga Perubahan Pesat UNU Jogja dan Terbuka Lanjutkan Kemitraan

Jajaran pimpinan UNU Jogja menyambut kehadiran perwakilan PT Adaro Indonesia layaknya keluarga baru...

Kembangkan Potensi Perempuan, UNU Jogja Gandeng Wardah Gelar Kelas Kecantikan di Padukuhan Jaban Sleman
  • Editor UNU
  • 20 Januari 2025

Kembangkan Potensi Perempuan, UNU Jogja Gandeng Wardah Gelar Kelas Kecantikan di Padukuhan Jaban Sleman

Warga Padukuhan Jaban, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman, DIY, khususnya kaum perempuan, menjalani pelatihan kecantikan...