Sekretaris Eksekutif Direktorat GESI Erin Gayatri memaparkan pengalamannya meneliti perempuan yang terlibat terorisme. Hal itu disampaikan di acara LETSS Talk, Minggu (5/3), untuk memperingati Hari Perempuan Internasional.
Dalam tesis “Women, Agency, and Terrorism: A Study of the Experiences of the Terrorists’ Wives in Indonesia” di UGM pada 2019 ini, Erin melihat adanya transformasi aksi terorisme yang melibatkan perempuan setelah didominasi oleh laki-laki seperti di kasus Bom Bali. “Saya ingin menjawab apakah benar perempuan merasa tertekan dalam kelompok terorisme dengan ideologi dan aktivisme terorisme,” katanya.
Baca juga : Cegah Kekerasan Seksual, GESI Gelar Public Lecture Bersama Akademisi Dunia
Penelitian ini membuat Erin harus menemui para perempuan yang pernah terlibat aksi terorisme, termasuk saat mereka berada di penjara. Ia juga masuk ke pedalaman Poso untuk menemui Umi Wardah, istri Santoso, pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur.
“Tantangannya mendapat resistensi dan mendapat kecurigaan. Tapi saya menempatkan mereka sebagai manusia biasa yang, meski ideologinya berbeda, tetap memperlakukan kita dengan baik,” tuturnya.
Dalam analisisnya, Erin menggunakan konsep 5R soal alasan perempuan terlibat di aksi terorisme, yakni revenge (balas dendam), rape (korban pemerkosaan), redemption (penebusan dosa), respect (empati dan solidaritas), dan relationship (hubungan manusia). “Faktor respect salah satunya saya temui di lapas Bima, ada perempuan yang intens mengikuti kasus Poso sehingga empatinya tinggi terhadap jihadis di Poso,” papar Erin. (akh)