Pameran Seni “Indonesia 100%” Tandai Eksistensi Galeri NUsantara UNU Yogyakarta

  • 30 Agustus 2024
  • Editor UNU
  • Berita
Pameran Seni “Indonesia 100%” Tandai Eksistensi Galeri NUsantara UNU Yogyakarta

Galeri Seni NUsantara Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta menggelar pameran seni rupa “Indonesia 100%” di Kampus Terpadu UNU Yogyakarta, Dowangan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pameran dibuka pada 31 Agustus dan berlangsung hingga 30 September 2024 serta melibatkan 69 seniman. Pameran dapat dikunjungi setiap hari, Senin-Minggu pukul 10.00-18.00 WIB dan bebas biaya.
Pameran ini merupakan pameran kedua Galeri Seni NUsantara UNU Yogyakarta setelah pameran perdana pada awal tahun ini, “Memoar 24101”, yang bertepatan dengan momen Harlah NU dan peresmian Kampus Terpadu oleh Presiden RI Joko Widodo.

Kali ini, pameran kedua bertajuk “Indonesia 100%” yang mengetengahkan tema nasionalisme mengingat saat ini masih dalam suasana peringatan HUT Kemerdekaan RI. Selain itu, tema ini juga selaras dengan prinsip NU, hubhul wathon minal iman, cinta tanah air adalah sebagian dari iman.

Rektor UNU Yogyakarta Widya Priyahita menjelaskan pameran “Indonesia 100%” mengukuhkan eksistensi kehadiran Galeri Seni NUsantara sebagai galeri seni pertama di kampus, terutama di kampus NU.

“Kehadiran gedung Kampus Terpadu yang modern dan ramah lingkungan membuat UNU Yogyakarta memiliki itikad untuk memanfaatkan sudut-sudut kampus sebagai ruang apresiasi karya seni yang dapat diakses siapa saja,” tuturnya.

“Karya seni adalah medium olah rasa, mengasah kepekaan kita terhadap sekitar, menumbuhkan sisi apresiasi kita pada estetika, dan ujungnya meluaskan khazanah kemanusiaan kita,” ujarnya.
Melalui pameran ini, Widya berharap Galeri Seni NUsantara terus berkembang dan menginspirasi kampus-kampus lain untuk menyediakan ruang-ruang ekspresi seni. Hal ini akan menjadikan seni sebagai kebutuhan bagi mahasiswa dan generasi muda.

“Ke depan, civitas, nahdliyin, dan masyarakat luas juga dapat mengadakan UNU Yogyakarta sebagai rumah budaya,” kata dia.

Seniman kenamaan Edi Sunaryo yang turut memamerkan karyanya di pameran ini menyatakan menyambut dengan antusias ajakan Rektor UNU Yogyakarta untuk berpartisipasi di “Indonesia 100%”. Menurutnya, Galeri Seni NUsantara UNY Yogyakarta akan menjadi ruang alternatif untuk menampilkan karya, terutama bagi para seniman muda.

“Galeri Seni NUsantara ini akan mempunyai ciri khas karena memiliki misi pendidikan dan berada di perguruan tinggi. Bakat-bakat baru di dunia seni juga diberi tempat dengan adanya karya-karya mahasiswa di pameran kali ini. Seniman muda itu ide-denya gila banget,” ujarnya.

Rangkaian Kegiatan Pembukaan
Seremoni pembukaan pameran “Indonesia 100%” dilaksanakan pada Sabtu (31/08) mulai pukul 18.00 hingga 21.30 WIB di Kampus Terpadu UNU Yogyakarta.

Terdapat serangkaian kegiatan menarik yang akan digelar seperti peresmian Gus Dur Corner UNU Jogja, Gus Dur Memorial Lecture, dan Orasi Budaya oleh Garin Nugroho. Selain itu juga akan digelar talkshow, Pembacaan Puisi oleh GKR Mangkubumi bersama sejumlah rektor dan budayawan Yogyakarta, pentas monolog, penampilan pianis dan musik keroncong, hingga stand up comedy. Tak ketinggalan agenda Gema Sholawat Nusantara bersama Gus Yusuf Macul Langit bersama para jemaahnya.

Kecerdasan Perasaan” Seni Nusantara
Kurator “Indonesia 100%” A. Anzieb menyebut pameran ini menunjukkan beragamnya proses kreatif penciptaan karya oleh para perupa, terutama melalui pemahaman kultur Nusantara yang inklusif.

Menurutnya, seni di Indonesia diisi oleh budaya masyarakat lisan yang menggunakan intuisi, imajinasi, pengalaman, narasi, hingga keyakinan/religiusitas sebagai sebuah “kecerdasan perasaan”. Namun, di sisi lain, berkembang pula “seni wacana” dari Barat yang mengutamakan “kecerdasan pikiran”.

“Perhelatan “seni wacana” umumnya yang sering menonjol adalah kehebohannya yang lebih besar ketimbang hasil yang dicapai. Dengan kata lain, pesan yang terdapat dalam karyanya justru tidak pernah sampai, berhenti pada retorika dan eksistensi sebagai ujungnya, karena banyak yang kehilangan otentitas cara berfikir kelokalannya,” paparnya.

Anzieb menyatakan, pameran ini hendak mengatakan bahwa dunia dan kesenian Indonesia sesungguhnya terang, penuh keberagaman, tapi sekaligus juga menunjukkan adanya dunia yang kabur dan kehilangan ungkapan.

“Indonesia 100%” akan membuka berbagai kemungkinan, falsafah lokal-kultural dan tafsir serta pengandaian-pengandaian sebagai produksi pengetahuan yang khas Indonesia dengan berbagai pilihan medium/bahasa artistik hari ini,” urainya.

Seni dan Nasionalisme Hari Ini
Sementara itu, seperti dicatat pemerhati seni Aminuddin TH Siregar untuk pameran ini, seni dan nasionalisme saling terkait erat. Seni sering kali berfungsi sebagai sarana untuk mengekspresikan identitas nasional dan kebanggaan budaya. Jika nasionalisme berupaya menyatukan orang-orang di bawah nilai-nilai dan sejarah bersama, seni lebih menyediakan medium, yang melaluinya, sentimen-sentimen itu dapat diartikulasikan secara visual.

“Melalui lensa seni, sebuah bangsa bisa menyampaikan narasi mereka, menempa ingatan kolektif, dan menegaskan tempat mereka di panggung global. Ketika terjadi pergolakan politik atau perang, para seniman misalnya beralih ke tema-tema patriotik untuk menggalang sentimen publik dan memupuk persatuan,” paparnya.

Namun seiring perkembangan dunia saat ini, Aminuddin juga menyatakan perlunya memaknai ulang nasionalisme. Menurutnya, nasionalisme yang kita butuhkan sekarang adalah nasionalisme dalam kerangka partisipatif yang bisa menumbuhkan keterlibatan warga negara.

“Melalui seni, nasionalisme partisipatif niscaya memberdayakan warga negara untuk berkontribusi secara berarti bagi identitas nasional dan pembangunan masyarakat mereka. Pendekatan ini mendorong individu untuk mengambil kepemilikan atas narasi bangsa mereka, menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab. Nasionalisme partisipatif akan selalu mempromosikan inklusivitas dengan mengundang berbagai suara ke dalam wacana nasional,” tuturnya.

Para Perupa “Indonesia 100%”
Menghadirkan 99 karya seni dua dan tiga dimensi, pameran “Indonesia 100%” melibatkan 69 perupa, yang terdiri dari 56 seniman, 7 mahasiswa UNU Yogyakarta, dan 6 seniman anak, sebagai berikut:

SENIMAN UNDANGAN
  1. Abdul Chamim
  2. Aditya Candra
  3. Agus Noor
  4. Agustin
  5. Akmal Jaya
  6. Ampun Sutrisno
  7. Anggar Prasetyo
  8. Anusapati
  9. Astuti Kusumo
  10. Bambang Herras
  11. Bambang Pramudiyanto
  12. Bayu Wardhana
  13. Bilqissawa
  14. Bunga Jeruk
  15. Catur Nugroho
  16. Dedy Sufriadi
  17. Diah Yulianti
  18. Dyan Anggraini
  19. Eddy Sulistyo
  20. Edi Priyanto
  21. Edi Sunaryo
  22. Gary Hadameon
  23. Hollylie Ibni Hasany
  24. I Made Dewa Mustika
  25. Irwanto ‘Lentho’
  26. Iwan Yusuf
  27. Jumaldi Alfi
  28. Kartiko Prawiro
  29. Khusna Hardiyanto
  30. Laila Tifah
  31. Lambang Hernanda
  32. Lulus Boli
  33. Nyoman Darya
  34. Mahdi Abdullah
  35. Melodia
  36. Meshvaranayarei
  37. Mikhael Yesyurun
  38. Nana Tedja
  39. Nano Warsono
  40. Nasirun
  41. Pupuk DP
  42. Purwanto
  43. Putu Sutawijaya
  44. Rangga Aputra
  45. Ridi Winarno
  46. Robi Fathoni
  47. Rofitasari Rahayu
  48. Sigit Santoso
  49. Sukri Budi Dharma
  50. Susiyo
  51. Soewardi
  52. Suwarno Wisetrotomo
  53. Tico Tedja
  54. Yanal Desmon Zendrato
  55. Yosua Tobing
  56. Yuswantoro Adi

MAHASISWA UNU

  1. Ahmad Hanif Mansur
  2. Azza Nurlaela Alwi
  3. Irham Nur Cahyo
  4. Muhammad Naashirul Haq Nugroho
  5. Rina Tri Widiastuti
  6. Ruli Ferdian
  7. Toyib Abdullah

ANAK-ANAK

  1. Shafira Nadhifa Putri Setyawan
  2. Naila Muazara Ulfa
  3. Ollimta Rusydab Dmitri
  4. Arham Zahi W
  5. Theory Gendewa Abhi Nugroho
  6. Darka Astatanu. [Vinia]

***UNU Jogja membuka pendaftaran mahasiswa baru Tahun Ajaran 2024/2025. Dapatkan info selengkapnya di pmb.unu-jogja.ac.id

Berita Terkait

Dari UNU Jogja, Gali Inspirasi Kolaborasi Indonesia–Tiongkok, Warnai Peradaban Islam dan Dunia
  • Editor UNU
  • 18 September 2024

Dari UNU Jogja, Gali Inspirasi Kolaborasi Indonesia–Tiongkok, Warnai Peradaban Islam dan Dunia

Negeri Tiongkok telah menjadi pusat peradaban dunia sejak berabad-abad lalu. Dalam periode itu,...

Melesat Bersama, UNU Jogja–Unaja Sepakati Kerja Sama
  • Editor UNU
  • 17 September 2024

Melesat Bersama, UNU Jogja–Unaja Sepakati Kerja Sama

UNU Jogja dan Universitas Adiwangsa Jambi (Unaja) menandatangani nota kesepahaman (MoU) di bidang...

Jangkau Jaringan Internasional, GEDSI UNU Jogja Penuhi Undangan Konferensi Asia Tenggara di Filipina
  • Editor UNU
  • 17 September 2024

Jangkau Jaringan Internasional, GEDSI UNU Jogja Penuhi Undangan Konferensi Asia Tenggara di Filipina

Direktur Center for Gender Equality, Disability, and Social Inclusion (GEDSI) UNU Jogja Wiwin...