Pusat Studi Kependudukan dan Kesejahteraan Keluarga (Pusdeka) UNU Jogja menjalin kerja sama dengan Bappeda Bantul dan Bappeda Gunungkidul untuk mengatasi stunting. Hal ini mengemuka dalam kunjungan tim Pusdeka ke kantor dua Bappeda tersebut, Senin (6/3).
Kepala Pusdeka Rindang Farihah menjelaskan kunjungan tersebut untuk membahas rencana pelaksanaan focuss group discussion (FGD) tentang stunting. “Tujuannya adalah untuk mengetahui pola stunting dikedua wilayah, melihat peluang, tantangan, hambatan yang selanjutnya bisa menjadi pembelajaran bersama,” kata dia.
Baca juga : UNU Jogja, PWNU DIY, dan Pemdes Panggungharjo Sepakat Kelola Sampah Bersama demi Lingkungan Bersih Lestari
Menurutnya, UNU Jogja dan kedua pemkab sepakat bahwa stunting harus mendapat perhatian khusus. Apalagi saat ini, sesuai data BKKBN, 1 dari 3 anak di Indonesia rawan mengalami stunting dan 21,9 juta dari 66,4 juta keluarga berisiko stunting. “Tingginya angka stunting menjadi ancaman ketahanan bangsa, karena berdampak pada penurunan daya saing bangsa,” ujarnya.
Kondisi ini bisa berdampak pada kemampuan berpikir pada anak dan persoalan lanjutan seperti kerentanan terkena penyakit. Melalui FGD yang rencananya digelar 16 Maret 2023 ini, penanganan stunting bakal dibahas tuntas dengan berbagai pemangku kepentingan.
FGD akan melibatkan kader posyandu, perwakilan kepala desa, hingga perwakilan KUA. “KUA saat ini juga melakukan pencegahan stunting dalam program pencegahan perkawinan anak,” kata Rindang. (lat)