Ribuan warga Nahdlatul Ulama (NU) yang terdiri dari kiai, nyai, santri, pengurus, kader, dan elemen badan otonom NU menggelar aksi unjuk rasa di halaman kantor Polda DIY, Selasa (29/10).
Aksi bertajuk Santri Memanggil ini untuk menentang peredaran minuman keras (miras) di DIY yang berujung pada tindak kekerasan dan melukai dua santri di DIY. Dalam aksi damai itu, para santri membawa berbagai poster, seperti “Jogja Keras Tolak Miras”, “Miras Menghalangi Indonesia Emas”, “Jogja Waras Tanpa Miras”, dan lain sebagainya.
Baca juga : UNU Jogja dan Bandara Internasional Yogyakarta Jajaki Kerjasama Tri Dharma Perguruan Tinggi
Di tengah terik matahari, mereka mengikuti aksi dengan tertib yang diisi orasi dan seruan penolakan terhadap miras dan kekerasan. Mahasiswa dan civitas UNU Jogja turut menjadi bagian dari unjuk rasa ini.
Di depan nahdliyin, Kapolda DIY Suwondo Nainggolan menyatakan telah berupaya menuntaskan kasus ini.
“Saya menyampaikan rasa simpati dan menyesal serta bertanggungjawab atas peristiwa itu. Kami sudah melakukan penangkapan, termasuk pelaku penusukan.Ini semua karena gusti Allah dan doa para kiai dan santri,” tuturnya.
Ia menjelaskan, pelaku akan diproses sesuai hukum dan bisa dikawal hingga pengadilan. Adapun soal miras, Polda DIY juga menyatakan akan menindaknya.
Baca juga : Pamer Inovasi Teknologi, UNU Jogja dan PT. Stechoq Robotika Indonesia Gelar Pameran Inkubasi Bisnis
“Kehadiran kiai dan santri memberi semangat dan kami sudah bicara dengan pemda, miras akan kami tindak sesuai kewenangan. Kalau nanti sudah dirapikan tidak boleh ada izin miras di Kota Jogja,” katanya.
Ketua Tanfidziyah PWNUDIY KH Zuhdi Muhdlor menyatakan apresiasinya pada Polda DIY yang menerima aspirasi dari warga NU DIY dan memenuhi tuntutan kita terhadap peristiwa yang berlangsung di tengah peringatan Hari Santri Nasional.
“Kita datang ke sini bukan untuk unjuk gigi, tapi unjuk rasa. Bukan show of force tapi show of love. Polisi telah tanggap dan sigap berhasil menangkap pelakunya. Ini luar biasa. Kita ingin Jogja aman bagi semuanya,” ujarnya.
Ia menyampaikan PWNU DIY siap untuk terus bersinergi dengan Polda DIY dalam melakukan amar maruf nahi munkar.
Baca juga : Waspadai Judi dan Pinjaman Online, UNU Jogja bersama PT. Bank Mandiri Gelar Seminar Literasi Keuangan
“Kami mohon maaaf bagi masyarakat yang terganggu karena macet. Apa boleh buat ini anak-anak yang menghadap bapaknya, Pak Kapolda, untuk menyampaikan keresahan. Semoga menjadi berkah untuk semua dan menciptakan Jogja yang aman dan sejahtera,” pungkas KH Zuhdi.
Di ujung aksi unjuk rasa, segenap santri membacakan tujuh pernyataan sikap Solidaritas Aksi Santri Memanggil. Ketujuh poin tersebut adalah menangkap dan mengadili pelaku, memberikan keadilan untuk korban dan keluarga, adanya jaminan keamanan di masyarakat, adanya solidaritas untuk korban, pengawasan ketat untuk mencegah kekerasan, evaluasi perda tentang miras, dan komitmen menegakkan keadilan.
“Kami berkomitmen untuk terus mengawal kasus ini hingga keadilan ditegakkan,” seru para santri.
Usai unjuk rasa, ribuan warga NU membubarkan diri dengan tertib. sejumlah santri juga berinisiatif mengumpulkan bahkan memilah sampah, sehingga lapangan Polda DIY kembali bersih seperti semula. [Arief]