Ratusan Peserta Hadiri Konferensi Internasional di UNU Jogja, MGIMO University Paparkan Potensi Kolaborasi Indonesia-Rusia
UNU Jogja kembali mengadakan konferensi internasional yang kali ini bertajuk “Current Development and Prospect of Cooperation Between Indonesia and Russia”, Senin (18/11). Forum ini mempertemukan akademisi dan profesional dari Indonesia dan Rusia untuk membahas perkembangan terkini serta prospek kerja sama kedua negara.
Acara ini merupakan hasil kolaborasi dengan Moscow State Institute of International Relations (MGIMO University) Rusia, sebuah perguruan tinggi yang berada di bawah naungan Kementerian Luar Negeri Rusia, dan menghadirkan pakar-pakar, perwakilan dosen, dan mahasiswa MGIMO University.
Baca juga : UNU Jogja Terima Penghargaan LAZISNU PCNU Kabupaten Sleman
Selain bertujuan untuk memperkuat hubungan pendidikan dan penelitian antara Indonesia dan Rusia, konferensi ini juga membuka peluang bagi mahasiswa dan akademisi Indonesia untuk menjelajahi berbagai kesempatan studi dan riset di Rusia.
Dalam sambutannya, Wakil Rektor Bidang Kerja Sama Internasional dan Rekognisi Global, Fajar Sidik Abdullah Kelana, menerangkan “UNU Jogja saat ini menjalankan konsep baru dengan visi becoming future hub and professional university yang berfokus mencetak profesional unggul di berbagai sektor.”
“Untuk mencapai visi tersebut, kolaborasi dengan berbagai universitas dan negara kami gencarkan, termasuk dengan MGIMO University Russia. Kami sangat terhormat dengan terselenggaranya kegiatan konferensi internasional ini,” katanya.
Dalam acara yang juga diikuti delegasi tujuh universitas di Yogyakarta ini, peserta diajak untuk membahas topik-topik strategis mengenai pendidikan, bisnis, serta peluang kerja sama internasional di masa depan.
Dr. Nikita Kuklin, peneliti ASEAN Centre in MGIMO sekaligus Associate Professor of the MGIMO Department Asian and African Studies, menjelaskan, sebagai salah satu universitas terkemuka di Rusia yang memiliki sejarah panjang dalam dunia pendidikan dan penelitian internasional, MGIMO melihat banyak potensi untuk mempererat kerja sama akademik, riset, dan pertukaran budaya dengan universitas di Indonesia.
Baca juga : UNU Jogja dan Moscow State Institute of International Relations Rusia Gelar Kuliah Tamu
“Di MGIMO University, kami juga mempersiapkan pendidikan pra-universitas bagi mahasiswa yang berasal dari luar Rusia, seperti kemampuan bahasa hingga bagaimana bernegosiasi dan berkomunikasi dengan orang dari berbagai latar belakang budaya,” terang Nikita.
Rangkaian kegiatan ini dimulai dengan seminar khusus pendidikan di Rusia yang membagikan informasi tentang berbagai program studi, beasiswa, dan peluang akademik di universitas-universitas terkemuka Rusia. Setelah seminar, sesi selanjutnya adalah konferensi utama, yang diisi oleh para pakar dari MGIMO Rusia dan akademisi Indonesia.
Ketiga pakar MGIMO tersebut adalah Dr. Nikita Kuklin, Dr. Alena Dolgova, dan Dr. Kira Tabunova. Adapun pembicara dari Indonesia adalah Dekan Fakultas Dirasah Islamiyah UNU Jogja Dr. Mohammad Iqbal Ahnaf, Dekan Fakultas Ekonomi UNU Jogja Dr. Diah Retno Wulandaru, M.B.A, dan Dosen Senior Departemen Ilmu Hubungan Internasional Fisipol UGM, Drs. Muhadi Sugiono, M.A.
Peserta dari berbagai universitas secara antusias mengajukan pertanyaan dalam konferensi. Tak kalah seru, diadakan permainan interaktif untuk memberikan wawasan serta pengalaman praktis kepada para peserta mahasiswa tentang potensi kerja sama bisnis di pasar internasional.
Dalam permainan berjudul “Rusia dan Indonesia: Memasuki Pasar Baru untuk Perusahaan” tersebut, tim peserta diminta memilih empat bidang industri yang dianggap memiliki potensi kerja sama produktif antara Rusia dan Indonesia, beserta startup dan perusahaan Rusia yang berpeluang memasuki pasar Indonesia.
Baca juga : UNU Jogja Terima Kunjungan Silaturahmi SMK Al-Islam Ngawi
Dalam kegiatan ini, para peserta dibagi dalam beberapa tim yang bertugas menganalisis potensi industri Indonesia-Rusia. Di akhir kegiatan, masing-masing tim akan mempresentasikan alasan mengapa industri tersebut dinilai paling menguntungkan dalan jalinan kerja sama kedua negara.
Tugas peserta adalah menentukan industri mana yang menawarkan kondisi paling menguntungkan untuk kerja sama antara Rusia dan Indonesia. Peserta kemudian diminta untuk mempresentasikan manfaat yang dapat diperoleh oleh startup, hambatan yang mungkin akan dihadapi saat memasuki pasar Indonesia, serta memberikan alasan mengapa kerja sama antara Rusia dan Indonesia di industri tersebut akan membawa keuntungan. [Intan]